Spekulasi Kasus Ripple Menguat, Strategi Hukum SEC Bisa Pengaruhi Harga XRP

LiputanMu.ID – Pertarungan hukum antara Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) dan Ripple kembali mencuri perhatian. Pada Selasa, 11 Februari 2025, SEC bersama Lejilex mengajukan

Redaksi 2

Crypto

Hukum SEC Bisa Pengaruhi Harga XRP
Hukum SEC Bisa Pengaruhi Harga XRP

LiputanMu.ID – Pertarungan hukum antara Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) dan Ripple kembali mencuri perhatian.

Pada Selasa, 11 Februari 2025, SEC bersama Lejilex mengajukan permohonan untuk menunda argumen lisan yang semula dijadwalkan pada 20 Februari, menjadi 11 April 2025.

Penundaan ini dikaitkan dengan perubahan kepemimpinan di SEC serta pembentukan Crypto Task Force, yang diperkirakan dapat mempengaruhi arah kasus ini.

Baca Juga: Harga XRP Pecah Pola Segitiga Menanjak, Jadi Pertanda Reli Lanjutan?

Lejilex, yang merupakan bagian dari Crypto Freedom Alliance of Texas, menuduh SEC melakukan pengawasan berlebihan terhadap industri kripto.

Mereka menegaskan bahwa meskipun perusahaan mereka memfasilitasi transaksi aset digital, mereka tidak memperdagangkan sekuritas yang tidak terdaftar.

Jadwal baru ini menjadi faktor penting bagi Ripple, yang harus menyerahkan dokumen banding pada 16 April 2025.

Penundaan ini memberi indikasi bahwa SEC mungkin akan mempertimbangkan kembali pendekatannya terhadap penegakan hukum non-penipuan dalam industri kripto, seiring dengan peran Crypto Task Force yang semakin besar.

Binance dan SEC Ajukan Penundaan 60 Hari

Di sisi lain, SEC dan Binance juga mengajukan permohonan serupa pada 10 Februari 2025, meminta penundaan kasus selama 60 hari.

Langkah ini semakin memperkuat dugaan bahwa regulator AS sedang merombak pendekatan mereka terhadap regulasi kripto, yang bisa berujung pada penyelesaian beberapa kasus hukum besar.

Transisi Kepemimpinan SEC dan Potensi Dampaknya

Banyak pihak menduga SEC sedang menunggu konfirmasi Paul Atkins sebagai Ketua SEC sebelum membuat keputusan akhir terkait berbagai kasus kripto.

Baca Juga: CEO Ripple: Fairshake Muncul Akibat Tekanan SEC terhadap Kripto

Komisioner SEC Hester Peirce, yang dikenal sebagai pendukung aset digital, diyakini ingin menunggu hingga kepemimpinan baru terbentuk sebelum mengakhiri kasus-kasus tertentu.

Meski demikian, tidak semua pihak optimis. Pengacara James ‘MetaLawMan’ Murphy melihat bahwa penundaan 60 hari dalam kasus Binance mungkin menjadi tanda bahwa SEC enggan mengambil keputusan besar sebelum Atkins dikukuhkan sebagai Ketua SEC.

Namun, pengacara lain, Bill Morgan, mengungkapkan skeptisismenya. Menurutnya, jika SEC memang berniat menarik kasus ini, mereka bisa melakukannya tanpa harus menunggu Atkins.

Ia juga menyoroti bahwa penundaan ini justru semakin membebani Ripple secara finansial, karena perusahaan harus terus membayar biaya hukum untuk persiapan banding.

Harga XRP Berfluktuasi, Investor Tetap Waspada

Harga XRP 12 Februari 2025

Pada Rabu, 12 Februari 2025 pukul 3.03 WIB, harga XRP turun 3.80% ke level $2,4, setelah sebelumnya naik 1,25% pada Senin.

Meskipun mengalami pelemahan, XRP tetap lebih stabil dibandingkan pasar kripto secara keseluruhan, yang turun 1,22% dengan total kapitalisasi pasar mencapai $3,1 triliun.

Prediksi Pergerakan XRP:

  • Optimis: Jika SEC membatalkan banding, harga XRP bisa melonjak melewati $3,55.
  • Faktor ETF: Jika SEC menyetujui ETF XRP-spot, harga berpotensi naik hingga $5 karena meningkatnya minat investor institusional.
  • Skenario Negatif: Jika SEC tetap melanjutkan banding, harga XRP bisa anjlok ke bawah $1,50.

Bitcoin Terguncang, Fokus Pasar pada Kebijakan The Fed dan Inflasi AS

Selain perkembangan regulasi, investor kripto juga mencermati kebijakan moneter AS. Ketua The Fed, Jerome Powell, dalam kesaksiannya di Kongres AS pada 11 Februari 2025, menegaskan bahwa pemotongan suku bunga dalam waktu dekat belum menjadi opsi utama.

Baca Juga: XRP Ledger Kembali Beroperasi Setelah Gangguan Jaringan Singkat

Powell menyatakan bahwa inflasi yang masih tinggi serta kondisi pasar tenaga kerja yang ketat membuat The Fed tetap berhati-hati dalam menetapkan kebijakan moneter.

Pernyataan Powell ini memberikan tekanan pada harga Bitcoin, yang sempat turun ke $94.903 sebelum kembali stabil.

Investor Bitcoin Waspada terhadap ETF BTC-Spot

Sentimen pasar terhadap kebijakan The Fed juga tercermin dalam arus keluar dana dari ETF Bitcoin-spot di AS.

Data Farside Investors menunjukkan bahwa pada 10 Februari 2025, ETF Bitcoin-spot mengalami outflow bersih sebesar $186,3 juta, yang berlanjut pada 11 Februari dengan rincian sebagai berikut:

  • Fidelity Wise Origin Bitcoin Fund (FBTC): mengalami outflow $43,6 juta.
  • Franklin Bitcoin ETF (EZBC): mencatat outflow $11 juta.
  • Total outflow (di luar BlackRock IBIT): mencapai $80,5 juta.

Aliran dana ini berdampak pada keseimbangan pasokan dan permintaan Bitcoin, yang turut mempengaruhi volatilitas harga.

Prediksi Harga BTC:

  • Skenario Bearish: Jika tarif AS meningkat, inflasi tetap tinggi, dan The Fed bersikap hawkish, BTC bisa turun hingga $90.000.
  • Skenario Bullish: Jika ketegangan perdagangan AS-China mereda, inflasi melemah, dan The Fed mengadopsi kebijakan lebih dovish, harga Bitcoin bisa melonjak ke $109.312.

Fokus Pasar: Regulasi dan Kebijakan Makro Jadi Kunci

Dalam beberapa pekan ke depan, investor dan pelaku pasar diimbau untuk memantau beberapa faktor utama, antara lain:

  1. Perkembangan kasus SEC vs. Ripple dan kemungkinan penarikan banding.
  2. Kebijakan tarif AS dan dampaknya terhadap pasar keuangan global.
  3. Arah kebijakan The Fed terkait inflasi dan suku bunga.
  4. Kemajuan pembahasan undang-undang terkait Cadangan Bitcoin Strategis AS (Strategic Bitcoin Reserve).

Baca Juga: XRP Berisiko Turun ke $2, Analis ungkap Fakta Ini

Keputusan regulasi dan kebijakan ekonomi dalam waktu dekat akan memainkan peran besar dalam menentukan arah pasar kripto, baik dari segi adopsi institusional maupun momentum harga aset digital.

Ikuti Kami di Google News

Related Post

Tinggalkan komentar