LiputanMu.ID – Sebuah studi terbaru yang dipimpin oleh tim astronom dari Observatoire de Paris – PSL mengungkap mekanisme baru yang dapat menjelaskan bagaimana air tiba di Bumi.
Penelitian ini, yang diterbitkan di jurnal Astronomy and Astrophysics pada 3 Desember 2024, menawarkan pendekatan alternatif yang lebih sederhana dan berpotensi berlaku universal dibandingkan teori sebelumnya.
Tantangan Asal Usul Air
Air merupakan elemen kunci bagi kehidupan di Bumi. Namun, para ilmuwan percaya bahwa Bumi muda, saat terbentuk, tidak memiliki air.
Baca Juga: Penemuan Meteorit Berusia 4,45 Miliar Tahun Ungkap Adanya Air di Planet Mars
Suhu yang terlalu panas akibat kedekatannya dengan Matahari menjadikan air sulit bertahan di permukaan planet pada tahap awal pembentukannya.
Hingga saat ini, teori dominan menyatakan bahwa air datang dari objek luar Bumi, seperti komet atau asteroid es, yang menghantam planet ini selama 100 juta tahun pertama sejarahnya.
Namun, teori ini mengandalkan proses kosmik yang kompleks dan kebetulan luar biasa, sehingga sulit diterapkan secara universal pada sistem planet lain di luar tata surya.
Mekanisme Baru: Penguapan Asteroid
Dalam penelitian baru ini, para ilmuwan mengusulkan mekanisme alternatif yang tidak bergantung pada tumbukan langsung.
Berdasarkan pengamatan isotop di atmosfer Bumi, data asteroid dari misi seperti Hayabusa 2 dan OSIRIS-REx, serta observasi cakram debu extrasolar menggunakan teleskop ALMA, mereka mengembangkan model evolusi baru untuk sabuk asteroid.
Baca Juga: Terobosan Pemenang Nobel dalam AI dan Komputasi Kuantum Dorong Perkembangan Kimia Kuantum
Teori ini menyatakan bahwa asteroid awalnya terbentuk dengan kandungan es di dalam cakram protoplanet yang dingin.
Ketika cakram ini memudar, asteroid-asteroid tersebut mulai memanas, menyebabkan es di dalamnya menguap menjadi uap air.
Uap ini kemudian membentuk cakram baru yang kaya akan air dan mengorbit di sekitar Matahari.
Penyebaran Uap Air ke Planet Dalam
Uap air dari cakram ini secara bertahap menyebar ke wilayah tata surya bagian dalam akibat pengaruh gaya dinamis.
Dalam proses ini, Bumi dan planet dalam lainnya berada di jalur uap air ini, memungkinkan mereka menangkap sebagian besar uap tersebut.
Proses inilah yang kemudian berkontribusi pada pembentukan lautan dan sumber air lainnya di planet kita.
Implikasi Universal
Tidak hanya menjelaskan asal usul air di Bumi, mekanisme ini juga dapat diterapkan pada planet lain di tata surya kita, seperti Mars dan Venus.
Selain itu, teori ini memiliki potensi untuk digunakan dalam studi eksoplanet, membantu mengidentifikasi dunia lain yang mungkin memiliki air dan, secara teori, mendukung kehidupan.
Baca Juga: Astronot ISS Ungkap Aroma Ruang Angkasa yang Unik dan Tidak Biasa
Penelitian ini menawarkan perspektif baru yang menarik dalam memahami bagaimana air, elemen penting bagi kehidupan, dapat hadir di Bumi.
Dengan mekanisme yang lebih sederhana dan universal, temuan ini dapat membuka jalan bagi studi lebih lanjut tentang keberadaan air di luar tata surya kita, termasuk peluang menemukan kehidupan di planet lain.