LiputanMu.ID – Ruang angkasa, dengan kekosongan nyaris sempurna, menyimpan berbagai misteri yang memancing rasa ingin tahu.
Di balik suasana hampa yang penuh tantangan, salah satu pertanyaan menarik adalah: bagaimana sebenarnya bau ruang angkasa?
Astronot seperti Dominic “Tony” Antonelli menggambarkan aroma ruang angkasa sebagai sesuatu yang benar-benar unik, sulit dibandingkan dengan bau apa pun yang ada di Bumi.
Seperti Apa Bau Ruang Angkasa?
Berdasarkan pengakuan para astronot, ruang angkasa memiliki aroma campuran logam panas, daging terbakar, dan bubuk mesiu.
Baca Juga: Satelit TESS Milik NASA Pecahkan Rekor dengan Menemukan Bintang Kembar Tiga
Aroma ini dirasakan ketika mereka melepas helm setelah melakukan aktivitas luar angkasa.
Partikel yang bertanggung jawab atas aroma ini menempel pada pakaian luar angkasa mereka, sehingga baunya terbawa ke dalam pesawat.
Meskipun ruang angkasa tidak memiliki udara untuk mentransmisikan aroma, partikel yang menempel di pakaian dan peralatan astronot saat mereka berada di luar kapal membuat bau tersebut terasa ketika kembali ke dalam kapsul.
Astronot Tim Peake, dalam bukunya Why Space Smells Like Barbecue, menyebutkan bahwa bau ini mengingatkannya pada aroma sosis panggang di atas arang atau sensasi listrik statis saat pakaian dilepas dengan cepat.
Meskipun setiap astronot mungkin memiliki interpretasi yang sedikit berbeda, semuanya sepakat bahwa bau ini khas dan tidak terlupakan.
Mengapa Ruang Angkasa Memiliki Bau?
Para ilmuwan mengajukan beberapa teori untuk menjelaskan asal-usul aroma ruang angkasa:
- Proses Oksidasi pada Pakaian Antariksa, Molekul oksigen atomik (O) di ruang angkasa menempel pada pakaian dan peralatan astronot selama aktivitas luar angkasa. Ketika kembali ke dalam kapsul, molekul ini bereaksi dengan oksigen biatomik (O₂), menghasilkan ozon (O₃) yang mungkin menjadi sumber aroma logam atau terbakar tersebut.
- Hidrokarbon Aromatik Polisiklik (PAH), Senyawa ini, yang terbentuk dari ledakan bintang dan ditemukan pada batu bara serta minyak bumi, juga terdeteksi di ruang angkasa. PAH diduga menempel pada peralatan astronot, memberikan aroma yang menyerupai bahan bakar terbakar atau logam.
Meski begitu, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memastikan penyebab pasti dari aroma ini.
Baca Juga: Astronom Ungkap Foto Bintang Pertama di Luar Galaksi Bima Sakti
Mereplikasi Aroma Ruang Angkasa
Untuk mempersiapkan astronot menghadapi berbagai kondisi, NASA pada 2008 bekerja sama dengan kimiawan Steve Pearce untuk menciptakan wewangian yang meniru aroma ruang angkasa.
Dengan memanfaatkan deskripsi para astronot dan pengetahuan tentang senyawa aromatik, formula ini digunakan dalam pelatihan astronot.
Pada 2020, parfum tersebut dirilis ke publik dengan nama Eau de Space, bertujuan untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi.
Produk ini memungkinkan orang awam merasakan sedikit pengalaman yang dialami astronot di ruang angkasa.
Selain itu, parfum Eau de Luna yang terinspirasi dari permukaan Bulan juga diluncurkan, menambah pengalaman unik bagi para penggemar eksplorasi luar angkasa.
Aroma di Dalam Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS)
Tidak hanya di luar, para astronot juga melaporkan aroma khas di dalam ISS. Don Pettit, salah satu astronot, menyebut bahwa ISS memiliki bau yang menyerupai bengkel mekanik, ruang mesin, dan laboratorium.
Kombinasi bahan teknis, makanan, dan elemen lain di dalam stasiun menciptakan atmosfer unik yang menjadi ciri khas kehidupan di luar Bumi.
Baca Juga: Penemuan Meteorit Berusia 4,45 Miliar Tahun Ungkap Adanya Air di Planet Mars
Aroma di ruang angkasa, baik di dalam maupun luar ISS, mencerminkan interaksi kimia dan lingkungan yang unik.
Hal ini memberikan wawasan baru tentang sifat ruang angkasa yang tak hanya misterius, tetapi juga penuh kejutan sensorial.