LiputanMu.ID – Pekan lalu, pasukan Australia dan Indonesia melakukan latihan serangan amfibi terbesar yang pernah digelar antara kedua negara.
Dengan dukungan helikopter serang Tiger dari Angkatan Darat Australia dan pesawat tempur F-16 dari Angkatan Udara Indonesia, pasukan gabungan yang terdiri dari prajurit, tank, dan kendaraan tempur mendarat di Pantai Banongan dari kapal amfibi HMAS Adelaide (L01).
Serangan ini menjadi puncak dari Latihan Keris Woomera. Latihan ini dimulai awal bulan ini dengan keberangkatan HMAS Adelaide dari Darwin dan melibatkan 2.000 peserta dalam simulasi di Indonesia dan Australia.
Baca Juga: Di Sela KTT G20, Prabowo dan Sekjen PBB Bahas Isu Soal Palestina
Pasukan Marinir Indonesia bergabung di atas kapal Adelaide, yang merupakan kapal pendarat helikopter kelas Canberra, sejak awal latihan untuk berlatih bersama Pasukan Amfibi Australia. Pelatihan mencakup pendaratan di Queensland sebelum aksi utama di Jawa Timur.
Fregat kelas Anzac, HMAS Stuart (FFH 113), juga ikut serta dalam Keris Woomera. Kedua kapal perang tersebut mengadakan latihan penembakan langsung selama latihan.
Selain pendaratan amfibi pada Rabu, kegiatan lain meliputi simulasi bantuan kemanusiaan dan evakuasi bencana, menurut laporan dari Angkatan Pertahanan Australia.
Latihan Utama dalam Indo-Pacific Engagement 2024
Keris Woomera merupakan salah satu latihan utama dalam rangkaian Indo-Pacific Engagement 2024, serangkaian kegiatan keamanan dan pertahanan tahunan antara Australia dan mitra regionalnya.
Negara-negara yang berpartisipasi dalam berbagai latihan militer dari Agustus hingga Desember meliputi Bangladesh, Brunei, Kamboja, India, Indonesia, Laos, Malaysia, Maladewa, Filipina, Singapura, Sri Lanka, Thailand, Timor-Leste, dan Vietnam.
Tahun lalu, pasukan Australia melakukan latihan serangan amfibi serupa di Filipina pada sebuah pantai yang menghadap Laut Cina Selatan dalam Latihan Alon.
Kerjasama Pertahanan yang Meningkat
Pendaratan di Pantai Banongan dilakukan setelah Canberra dan Jakarta menandatangani Perjanjian Kerjasama Pertahanan Australia-Indonesia, sebuah traktat yang berkomitmen untuk meningkatkan kegiatan militer yang lebih kompleks dan pertukaran antara kedua negara.
Fauzan Malufti, seorang analis pertahanan Indonesia yang berbasis di Washington, mengatakan kepada USNI News bahwa Keris Woomera “menyoroti peningkatan substansial dan cepat dalam keterlibatan pertahanan antara kedua negara.”
Baca Juga: WhatsApp Uji Coba Fitur Mention Grup di Status
Meskipun sudah ada interaksi sebelumnya melalui latihan multilateral seperti Super Garuda Shield dan Talisman Sabre, Malufti menekankan bahwa kedua negara masih dapat meningkatkan kerjasamanya.
“Walaupun trennya positif, kemitraan keamanan antara Indonesia dan Australia belum mencapai potensinya secara penuh. Sebagai contoh, masih terlihat kemajuan yang relatif terbatas dalam kerjasama industri pertahanan, seperti pengadaan, transfer teknologi, produksi bersama, dan pengembangan,” ujar Malufti.