Ilmuwan Jabarkan Alasan Orang Papua Lebih Kuat, Jawabanya Lantaran Gen Ini

LiputanMu.ID – Ilmuwan meyakini bahwa gen dari spesies Denisovan, hominini purba yang telah punah, masih bertahan pada orang Papua dan memberikan mereka kekuatan lebih. Denisovan hidup

Redaksi

Sains

Alasan Orang Papua Lebih Kuat
Alasan Orang Papua Lebih Kuat

LiputanMu.ID – Ilmuwan meyakini bahwa gen dari spesies Denisovan, hominini purba yang telah punah, masih bertahan pada orang Papua dan memberikan mereka kekuatan lebih. Denisovan hidup di Asia sebelum manusia modern menetap di wilayah Papua.

Dalam penelitian sebelumnya, ditemukan bahwa gen-gen yang ditinggalkan oleh Denisovan bermanfaat bagi keturunan mereka, karena mereka kawin silang dengan manusia purba dan mewariskan sebagian besar genom mereka.

Peneliti berpendapat bahwa mutasi genetik pada Denisovan yang memengaruhi struktur protein tertentu masih ada dalam genom orang Papua.

Baca Juga: Roda pertama ditemukan 6.000 tahun lalu di Pegunungan Carpathian

Hal ini diyakini memberikan perlindungan terhadap penyakit seperti malaria. Awalnya, para ilmuwan berpikir bahwa hanya orang Papua yang memiliki jejak DNA Denisovan, dengan sekitar 5 persen genom mereka berasal dari hominini purba ini.

Namun, penelitian lanjutan menunjukkan bahwa sejumlah kecil materi genetik Denisovan juga ditemukan pada populasi di Asia Timur, Asia Selatan, dan penduduk pribumi Amerika.

Dengan memanfaatkan segmen-segmen Denisovan dalam genom manusia modern, para ilmuwan menemukan bukti adanya setidaknya tiga peristiwa genetik yang menunjukkan bagaimana gen Denisovan masuk dalam jalur genetik manusia modern.

Linda Ongaro, penulis studi tersebut, mengatakan bahwa semakin banyak yang dipelajari, semakin jelas bahwa perkawinan silang antara manusia dan berbagai hominin purba memainkan peran besar dalam evolusi manusia.

“Manusia tidak berevolusi secara tiba-tiba dan linier, tetapi melalui berbagai interaksi genetik dengan hominin lainnya yang membantu membentuk manusia seperti kita saat ini,” kata Ongaro, dikutip dari IFL Science.

Bukti menunjukkan bahwa Denisovan Altai mulai terpecah menjadi beberapa garis keturunan sekitar 409.000 hingga 222.000 tahun lalu.

Populasi tertua Denisovan ini kawin silang dengan nenek moyang orang Asia Timur, sementara DNA dari dua garis keturunan Denisovan juga ditemukan dalam genom orang Papua.

Baca Juga: Satelit TESS Milik NASA Pecahkan Rekor dengan Menemukan Bintang Kembar Tiga

Menariknya, karena Denisovan sudah berada di Eurasia ratusan ribu tahun sebelum manusia modern, mereka mengembangkan sejumlah adaptasi genetik untuk bertahan di lingkungan yang keras, seperti dataran tinggi dan padang rumput dingin.

Homo sapiens, melalui kawin silang dengan Denisovan, tampaknya mewarisi beberapa gen adaptif ini. Salah satunya adalah gen yang membantu toleransi terhadap hipoksia, atau kondisi oksigen rendah, yang sangat relevan bagi populasi Tibet.

Gen EPAS1, yang terkait dengan adaptasi ini, berasal dari kelompok Denisovan yang bercampur dengan orang Asia Timur.

Contoh lain adaptasi genetik ini adalah metabolisme lipid yang mempengaruhi cara tubuh memecah lemak, memberikan panas dalam kondisi dingin, yang memberikan keuntungan bagi populasi Inuit di Kutub Utara.

Ikuti Kami di Google News

Related Post

Tinggalkan komentar