LiputanMu.ID – Bitcoin (BTC) mencatat sejarah baru dengan melampaui angka psikologis $100.000 (sekitar Rp1,58 miliar, berdasarkan kurs Rp15.800 per USD) pada Rabu malam, menjadi perhatian para investor global.
Namun, harga sempat terkoreksi ke level $98.000 (sekitar Rp1,55 miliar) pada Kamis siang akibat aksi ambil untung.
Meski demikian, para analis optimistis Bitcoin akan tetap stabil di atas angka ini, meskipun volatilitas tetap menjadi ciri khasnya.
Baca Juga: Desember 2024: Bitcoin dan Perubahan Besar dalam Dunia Blockchain
Faktor Pendorong Kenaikan Bitcoin
Beberapa pernyataan penting dari tokoh-tokoh dunia menjadi katalisator kenaikan Bitcoin, di antaranya:
- Komentar Pro-Crypto dari Pemimpin Dunia
- Donald Trump: Presiden terpilih AS mengumumkan Paul Atkins sebagai calon Ketua SEC, yang dikenal pro-crypto. Dalam unggahannya, Trump memberikan ucapan selamat kepada komunitas Bitcoin atas pencapaian ini.
- Vladimir Putin: Presiden Rusia menyebut Bitcoin sebagai alternatif potensial terhadap dolar AS, menyoroti sifatnya yang tidak dapat diatur oleh negara manapun.
- Jerome Powell: Ketua Federal Reserve mengakui Bitcoin sebagai “kompetitor emas,” memperkuat narasi bahwa Bitcoin dapat menjadi aset penyimpan nilai baru.
- Keterbatasan Pasokan Bitcoin
Dengan total suplai maksimum hanya 21 juta, Bitcoin memiliki karakteristik kelangkaan yang membuat harga cenderung naik dalam jangka panjang di tengah permintaan yang meningkat. - Dukungan dari Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan besar dan analis terus menyuarakan prediksi optimis. Misalnya, analis Bernstein memperkirakan harga Bitcoin dapat mencapai $200.000 (sekitar Rp3 miliar) pada 2025, $500.000 (sekitar Rp7,5 miliar) pada 2029, dan bahkan $1 juta (sekitar Rp15 miliar) pada 2033.
Secara teknikal, Bitcoin memiliki potensi naik hingga $129.930 (sekitar Rp1,95 miliar), namun jika terjadi aksi ambil untung lebih lanjut, level support kuat berada di $90.500 (sekitar Rp1,36 miliar) dan $80.500 (sekitar Rp1,21 miliar).
Para ahli, seperti Matt Hougan dari Bitwise, menekankan bahwa penurunan harga dalam bull market saat ini kemungkinan tidak akan seburuk siklus sebelumnya.
Baca Juga: 3 Koin Digital yang Berpotensi Lipat Tiga di Akhir Tahun 2024, XRP, ADA dan MTAUR
Michael Saylor, Chairman MicroStrategy, menyebut volatilitas Bitcoin sebagai fitur alami pasar global yang beroperasi 24/7.
Ia menilai Bitcoin lebih unggul dibandingkan komoditas lain seperti emas, baik dari segi performa maupun potensi pertumbuhan.
Kenaikan Bitcoin di atas $100.000 (Rp1,58 miliar) adalah pencapaian penting, namun tantangan tetap ada dalam menjaga kestabilan di level ini.
Dengan dukungan regulasi yang lebih ramah, kelangkaan suplai, dan meningkatnya adopsi, Bitcoin berpotensi melanjutkan tren kenaikannya, menjadikannya aset pilihan untuk lindung nilai di era digital.