LiputanMu.ID – Samsung terus menghadapi tantangan dalam produksi chipset andalannya, Exynos 2500, yang dirancang untuk bersaing dengan Snapdragon 8 Elite.
Masalah rendahnya hasil produksi pada proses 3nm GAA generasi pertama dan kedua menjadi kendala utama bagi Samsung untuk memproduksi chipset ini secara massal.
Meski demikian, pengujian Exynos 2500 tetap berjalan di berbagai prototipe Galaxy S25, termasuk model Galaxy S25+ terbaru yang muncul dalam basis data benchmark.
Baca Juga: Samsung Kembangkan Galaxy Z Fold Tipis dengan Dukungan S Pen
Chipset ini dilengkapi konfigurasi CPU 10 inti, tetapi performanya di uji single-core dan multi-core menunjukkan hasil yang mengecewakan dibandingkan Snapdragon 8 Elite.
Kinerja Tertinggal hingga 37 Persen dari Snapdragon 8 Elite
Data Geekbench 6 yang ditemukan oleh informan Jukanlosreve menunjukkan bahwa Exynos 2500 terus diuji, kali ini dalam prototipe Galaxy S25+.
Chipset ini memiliki CPU 10 inti, dengan inti tercepat berjalan pada kecepatan 3,30GHz.
Meski jumlah inti CPU tidak berubah dari generasi sebelumnya, Exynos 2400, proses manufaktur 3nm GAA yang lebih maju diharapkan memberikan efisiensi lebih baik, dengan catatan Samsung mampu meningkatkan hasil produksinya.
Baca Juga: Samsung Galaxy S25 dan S25+ Akan Dibekali Wi-Fi 7 Serta Dukungan UWB
Prototipe Galaxy S25+ sendiri dilengkapi RAM 12GB dan menjalankan Android 15. Namun, skor performa Exynos 2500 jauh dari kata kompetitif jika dibandingkan Snapdragon 8 Elite atau A18 Pro.
Dalam pengujian, chipset ini mencetak skor single-core 2.358 dan multi-core 8.211.
Jika dibandingkan, Exynos 2500 lebih lambat 37 persen dalam pengujian single-core dan tertinggal 29 persen dalam pengujian multi-core dari Snapdragon 8 Elite.
Meski begitu, chipset ini masih unggul dari Tensor G4 milik Google.
Meskipun Samsung berhasil meningkatkan hasil produksi chipset ini, performa Exynos 2500 yang di bawah ekspektasi kemungkinan akan membuat konsumen kecewa.
Banyak yang merasa dirugikan jika perangkat Galaxy S25 mereka tidak menggunakan varian Snapdragon 8 Elite. Hal ini mempersulit posisi Samsung untuk menghadirkan Exynos 2500 sebagai alternatif yang layak.
Dalam skenario terburuk, Samsung dapat mempertimbangkan menggunakan Dimensity 9400 sebagai pengganti, tetapi langkah ini kemungkinan tidak akan disetujui oleh Qualcomm. Situasi ini membuat peluncuran Galaxy S25 kemungkinan hanya mengandalkan Snapdragon 8 Elite.
Baca Juga: Samsung Galaxy S25 Ultra Muncul dalam Video Hands-On: Apa yang Beda?
Samsung menghadapi tantangan besar untuk membuat Exynos 2500 mampu bersaing di pasar chipset premium.
Dengan performa yang tertinggal dari kompetitor dan kendala produksi yang belum terselesaikan, masa depan chipset ini masih dipenuhi ketidakpastian.
Sementara itu, Snapdragon 8 Elite terus memperkuat dominasinya di segmen ini, menjadi pilihan utama bagi banyak konsumen.