7 Perusahaan Besar Dunia yang Bangkrut Karena Kesombongan, Masih Ada yang Ingat?

LiputanMu.ID – Di era teknologi yang semakin berkembang, banyak perusahaan berlomba untuk menjadi yang terdepan. Namun, beberapa nama besar justru tumbang karena kesombongan dan kegagalan beradaptasi

Redaksi

Lifestyle

7 Perusahaan Besar Dunia yang Bangkrut Karena Kesombongan
7 Perusahaan Besar Dunia yang Bangkrut Karena Kesombongan

LiputanMu.ID – Di era teknologi yang semakin berkembang, banyak perusahaan berlomba untuk menjadi yang terdepan.

Namun, beberapa nama besar justru tumbang karena kesombongan dan kegagalan beradaptasi dengan perubahan zaman.

Berikut adalah tujuh perusahaan yang dulu berjaya, tetapi kini hanya tinggal sejarah.

MySpace (Didirikan pada 2004)

Pada puncaknya di tahun 2006, MySpace adalah platform media sosial terbesar, melampaui Friendster. Namun, munculnya Facebook mengubah segalanya.

Baca Juga: Salihah, Sholehah atau Soleha: Ini Cara Penulisan yang Benar Menurut KBBI

Mark Zuckerberg pernah menawarkan MySpace untuk membeli Facebook seharga Rp 25 miliar, tetapi ditolak. Facebook kemudian tumbuh menjadi raksasa, sementara MySace memudar.

Motorola

Sebagai pelopor telepon seluler, Motorola dulu memimpin pasar. Namun, kegagalannya mengikuti perkembangan teknologi seperti 3G, 4G, dan 5G membuat perusahaan ini kehilangan relevansi.

Akhirnya, Motorola gulung tikar sebelum sempat merasakan kejayaan era ponsel pintar.

Blockbuster

Blockbuster pernah menjadi raja penyewaan kaset video dan DVD. Namun, kesombongan mereka menolak beralih ke streaming digital membuat mereka ketinggalan zaman.

Pada tahun 2000, Netflix menawarkan kemitraan kepada Blockbuster, tetapi ditolak. Blockbuster akhirnya kalah bersaing dan bangkrut.

Kodak

Sebagai pelopor kamera digital, Kodak memiliki peluang besar untuk memimpin pasar.

Namun, demi melindungi bisnis film kamera tradisional mereka, Kodak menunda peluncuran kamera digital.

Akibatnya, perusahaan lain mengambil alih pasar, meninggalkan Kodak di belakang.

Blackberry

Blackberry mendominasi pasar ponsel antara 2008 hingga 2011.

Namun, mereka gagal beradaptasi dengan tren layar sentuh, tetap mempertahankan keyboard fisik dan sistem operasi yang kurang inovatif.

Keputusan ini membuat Blackberry kehilangan pengguna dan akhirnya terpuruk.

Yahoo

Yahoo memiliki kesempatan untuk membeli Google seharga RM1 juta, tetapi menolak tawaran tersebut.

Kemudian, pada 2002, Yahoo mencoba membeli Google dengan harga Rp 10 Triliun , tetapi Google meminta Rp 18 triliun.

Baca Juga: CTRL F, CTRL G, CTRL H, CTRL I, dan CTRL J Ini Fungsinya dalam Microsoft Word

Kesepakatan tidak tercapai, dan Google tumbuh menjadi raksasa, meninggalkan Yahoo yang akhirnya redup.

Nokia

Ketika Apple dan Google meluncurkan iOS dan Android, Nokia tetap bertahan dengan sistem operasi Symbian yang dianggap ketinggalan zaman.

Keengganan Nokia untuk berinovasi menyebabkan pengguna beralih ke merek lain, membuat Nokia kehilangan dominasinya di pasar ponsel.

Kisah-kisah ini menunjukkan bahwa kesuksesan tidak bisa dipertahankan tanpa inovasi dan adaptasi. Bahkan perusahaan besar sekalipun bisa jatuh jika mereka mengabaikan kebutuhan pasar dan perubahan teknologi.

Ikuti Kami di Google News

Related Post

Tinggalkan komentar