LiputanMu.ID – Setelah munculnya konfirmasi mengenai kehadiran GPU RTX 5090 dengan kapasitas memori 32 GB, Nvidia kembali mencuri perhatian.
Perusahaan teknologi ternama ini dikabarkan tengah mengembangkan teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) yang mampu membawa grafis dalam gim ke level baru, mendekati grafis yang sepenuhnya dirender oleh AI.
Ini berarti, rendering grafis yang tidak lagi mengandalkan pipeline 3D tradisional, melainkan sepenuhnya diolah oleh jaringan neural.
Baca Juga: Intel Arc B580: GPU Baru yang Laris Manis di Pasaran Berkat Ulasan Positif
Debut Teknologi di Arsitektur Blackwell
Teknologi ini kemungkinan akan hadir bersamaan dengan arsitektur grafis Blackwell, yang diharapkan debut dalam acara CES awal tahun depan.
Meski spesifikasi arsitektur baru ini telah banyak dibahas, bocoran terbaru datang dari produsen kartu grafis INNO3D melalui HardwareLUXX.
INNO3D mengindikasikan akan meluncurkan “rangkaian kartu grafis baru di CES 2025”, meskipun tidak menyebut Nvidia secara langsung.
Namun, referensi yang mencakup teknologi Nvidia DLSS, RT cores, dan fitur lainnya cukup jelas menunjukkan keterkaitannya dengan GPU generasi terbaru dari Nvidia.
Informasi ini menyoroti beberapa kemampuan teknologi AI dan ray tracing, seperti:
- Kinerja Tugas Berbasis AI: Peningkatan performa pada tugas yang dibantu AI dan integrasi AI yang lebih baik dalam alur kerja gim serta pembuatan konten.
- Kemampuan Neural Rendering: Mengubah cara grafis diproses dan ditampilkan.
- Upscaling Berbasis AI yang Ditingkatkan: Tidak hanya untuk gim, teknologi ini memberikan kualitas yang lebih baik dalam memperbesar konten video.
- Akselerasi Generative AI: Optimalisasi untuk mempercepat tugas AI generatif, sejalan dengan tren pembuatan konten berbasis AI.
- Ray Tracing yang Ditingkatkan: Peningkatan RT cores untuk menghasilkan pencahayaan, bayangan, dan refleksi yang lebih realistis dalam gim.
Di antara semua kemampuan tersebut, Neural Rendering menjadi sorotan utama.
Masa Depan Neural Rendering
Neural Rendering bukanlah konsep baru bagi Nvidia. Teknologi ini sebelumnya disebut sebagai aspirasi masa depan yang sedang dalam tahap pengembangan.
Baca Juga: AMD Siap Rilis GPU RX 8800 dan RX 8600 di CES 2025, Simak Bocoran Harganya
Tahun lalu, Bryan Catanzaro, Wakil Presiden Penelitian Deep Learning Terapan Nvidia, menjelaskan bahwa sudah memungkinkan untuk menghasilkan grafis yang sepenuhnya dirender oleh jaringan neural secara real-time, meskipun dengan kualitas yang belum optimal.
Saat ini, dengan teknologi DLSS dan Frame Generation, hanya satu dari delapan piksel dalam gim yang dirender menggunakan pipeline 3D tradisional, sementara sisanya diciptakan oleh teknik AI atau neural.
Hal ini menunjukkan kemajuan besar yang telah dicapai. Namun, tujuan akhir Neural Rendering adalah merender setiap piksel dengan AI.
Dalam skenario ini, mesin gim dapat menyediakan data tentang objek dalam sebuah adegan, pergerakannya, serta elemen lingkungan dan input pemain.
AI kemudian akan menyelesaikan seluruh proses rendering.
Apa yang Diharapkan dari RTX 50-Series?
Meskipun Neural Rendering sepenuhnya mungkin masih menjadi visi jangka panjang, Nvidia diperkirakan akan menyerahkan lebih banyak elemen proses rendering kepada AI, seperti caching radiance neural secara real-time untuk path tracing.
Teknologi ini memungkinkan path tracing yang lebih cepat dan minim noise dengan memanfaatkan jaringan neural.
Baca Juga: Intel Luncurkan GPU Battlemage Arc B570 dan B580, Diklaim Saingi RTX 4060 Harga Lebih Murah
Namun, ada kemungkinan bahwa istilah Neural Rendering hanya menjadi jargon pemasaran untuk menggambarkan teknologi yang sebagian besar sudah dilakukan Nvidia.
Meski demikian, mengingat fokus Nvidia pada AI, GPU generasi terbaru ini kemungkinan akan membawa substansi baru dalam hal kemampuan AI, meskipun belum mencapai grafis dalam gim yang sepenuhnya dirender oleh AI.
Dengan seluruh inovasi ini, Tensor Cores yang ada di kartu grafis GeForce akan memiliki lebih banyak fungsi, mengukuhkan Nvidia sebagai pemimpin dalam teknologi AI di industri grafis.